Hai, salam kenal. Di kali pertama penulisan blog ini, saya akan membahas tentang suku Baduy. Suku Baduy adalah salah satu suku terasing di Indonesia. Suku ini
bermukim di daerah Banten. Sebutan "Baduy" sendiri merupakan
sebutan yang diberikan oleh penduduk luar kepada kelompok masyarakat tersebut,
berawal dari sebutan para peneliti Belanda yang menyamakan dengan kelompok Arab
Badawi yang merupakan masyarakat yang berpindah-pindah (nomaden). Suku Baduy
terbagi dua, yaitu Baduy dalam dan Baduy luar. Masyarakat Baduy luar sudah
berbaur dengan masyarakat luar dan dengan kebudayaan luar, sedangkan masyarakat
Baduy dalam masih belum tersentuh kebudayaan luar.
Untuk mempertahankan keaslian budayanya, suku Baduy memiliki
peraturan-peraturan yang diterapkan dalam desa-desa mereka. Peraturan tersebut
antara lain,
Tidak boleh menggunakan listrik
Pantang untuk difoto
Tidak boleh menggunakan pupuk kimia buatan pabrik
Pantang naik kendaraan bermotor
Kain, rumah, jalan dan jembatan di desa Baduy adalah buatan sendiri
Tidak menjual padi yang ditanam
Aturan-aturan ini dibuat berdasarkan kepercayaan suku tersebut, yaitu
Sunda Wiwitan yang berakar
pada pemujaan kepada arwah nenek moyang. Kepercayaan ini memiliki suatu pikukuh
atau ketentuan adat mutlak yang dianut dalam kehidupan sehari-hari suku Baduy.
Pikukuh tersebut berbunyi :
Lojor heunteu beunang dipotong,
pèndèk heunteu beunang disambung.
Konsep intinya adalah hidup tanpa perubahan apa pun
atau dengan perubahan sesedikit mungkin. Konsep yang dipegang teguh ini
diterapkan pada kehidupan sehari-hari, misalnya dalam berladang tidak mengubah
kontur tanah dengan membuat terasering dan tidak menggunakan bajak. Cara berladangnya
hanya menggunakan tugal, sepotong bambu yang diruncingkan. Begitu pula saat
membangun rumah. Kontur tanah tidak diubah sama sekali, sehingga tiang rumah
mereka terlihat tidak sama tinggi.
Objek
kepercayaan terpenting bagi masyarakat Baduy adalah Arca Domas,
yang lokasinya dirahasiakan dan dianggap paling sakral. Mereka mengunjungi
lokasi tersebut untuk melakukan pemujaan setahun sekali pada bulan Kalima, penanggalan Sunda. Hanya ketua adat
tertinggi dan beberapa anggota masyarakat terpilih saja yang mengikuti
rombongan pemujaan tersebut. Di kompleks Arca Domas tersebut terdapat batu
lumpang yang menyimpan air hujan. Apabila pada saat pemujaan ditemukan batu
lumpang tersebut ada dalam keadaan penuh air yang jernih, maka bagi masyarakat Baduy,
itu merupakan pertanda bahwa hujan pada tahun tersebut akan banyak turun, dan
panen akan berhasil baik. Sebaliknya, apabila batu lumpang kering atau berair
keruh, maka merupakan pertanda kegagalan panen.
Selain kepercayaan, masyarakat Baduy juga
memiliki sistem pernikahan yang berbeda. Sistem pernikahan yang dianut adalah
sistem pernikahan monogami, artinya satu pria Baduy hanya boleh memiliki satu
istri yang tidak boleh diceraikan hingga meninggal. Selain itu, menurut sistem
ini, seorang adik tidak boleh melangsungkan pernikahan sebelum kakaknya
melangsungkan pernikahan.
Sistem ini juga tidak mengenal hubungan
pra-nikah (pacaran). Pasangan akan langsung dijodohkan. Diawali dengan
pertemuan orang tua kedua pihak, lalu saling memperkenalkan anak masing-masing.
Selanjutnya, proses dilanjutkan dengan tiga kali proses pelamaran, yaitu :
1. Tahap Pertama, orang tua
laki-laki harus melapor ke Jaro (Kepala Kampung) dengan membawa daun sirih,
buah pinang dan gambir secukupnya.
2. Tahap kedua, selain membawa
sirih, pinang, dan gambir, pelamaran kali ini dilengkapi dengan cincin yang
terbuat dari baja putih sebagai mas kawinnya.
3. Tahap ketiga, mempersiapkan
alat-alat kebutuhan rumah tangga, baju serta seserahan pernikahan untuk pihak
perempuan.
Pelaksanaan akad nikah pun telah diatur
dalam pikukuh tersebut. Akad nikah diadakan di Balai Adat dan disahkan oleh
seorang ketua adat setempat. Peraturan ini juga mengatur tentang penyelenggaraan perkawinan yaitu
pada bulan kelima, keenam dan ketujuh.
Sekian dulu penjelasan tentang suku Baduy dari saya. Lebih lengkapnya,
bisa dilihat di http://kebudayaanindonesia.net/id/culture/1091/kekerabatan-dan-perkawinan-suku-baduy#.UlEl4lPTNkg atau http://kebudayaanindonesia.net/id/culture/1152/tata-kemasyarakatan-suku-baduy#.UlEmGVPTNkg . Terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar