25 November 2013

BUDAYA INDUSTRI JEPANG


Tidak seperti biasanya, pada postingan kali ini saya akan membahas tentang budaya dari luar Indonesia. Budaya yang akan saya bahas adalah budaya dari negara yang terkenal dengan budaya dan film animasinya. Ya, kali ini saya akan membahas tentang budaya Jepang. Lebih tepatnya perindustrian jepang

Jepang sebenarnya adalah negara agraris, namun pertumbuhan yg pesat di bidang industri setelah Perang Dunia ke-2 menyebabkan Jepang kemudian berkembang menjadi negara industri. Sekitar 19% penduduknya bekerja pada industri dasar seperti industri pertanian dan perikanan, sedangkan 34% penduduk lainnya bekerja pada industri sekunder seperti industri perakitan dan sekitar 47% bekerja pada industri tersier seperti industri pelayanan.

Tingkat populasi pertanian menurun sampai setengahnya selama 20tahun ini. Pertamian kemudian meningkatkan mekanisasi peralatannya. Beras telah menjadi hasil pertanian utama sejak dulu.

Perikanan di Jepang memang telah maju sejak dulu karena Jepang dikelilingi oleh laut. Akhir-akhir ini penangkapan ikan di tengah laut telah ditingkatkan karena daerah pinggir pantai telah banyak tercemar oleh limbah-limbah pabrik yang menyebabkan berkurangnya jumlah ikan.

Kebutuhan terhadap kayu meningkat setiap tahunnya. Namun, karena persediaan di dalam negeri sangat terbatas, maka Jepang harus mengimpor kayu dari luar. Di Jepang hasil tambang seperti besi dan tembaga pun tidak begitu banyak. Begitu pula dengan minyak bumi. Dahulu, hasil tambang batu bara Jepang cukup berlimpah, tetapi sekarang sudah hampir tidak ada. Jepang mengimpor hampir seluruh bahan-bahan baku tersebut.

Dalam bidang produksi industri, Jepang berada setingkat di bawah Amerika Serikat. Sesudah Perang Dunia ke-2, pertumbuhan industri ringan seperti industri tekstil mulai berkembang. Barang-barang hasil industri Jepang mulai memasuki pasaran dunia. Hal ini karena didukung oleh tenaga kerja yang rajin serta upah yang rendah. Sejak tahun 1960, industri berat dan industri kimia menjadi pusat kegiatan industri di Jepang.

Teknologi tinggi mendukung perkembangan industri di Jepang. Teknologi di bidang perakitan kapal dan otomotif Jepang sangat terkenal. Di samping itu, teknologi di bidang pembuatan serat kimia dan serat sintetis juga telah maju.

Perdagangan sangat penting bagi Jepang. Karena Jepang sangat miskin bahan mentah, mereka mengimpornya dari luar negeri, mengolahnya, kemudian mengekspornya kembali. Akhir-akhir ini, nilai ekspor telah melampaui nilai impor. Ini berarti Jepang harus menyeimbangkan keduanya.

Amerika Serikat merupakan partner dagang Jepang utama. Sekitar 1/3 nilai perdagangan Jepang dihasilkan dari perdagangan dengan Amerika Serikat. Dahulu kapas dan bahan dasar wol merupakan barang impor, sedangkan kain katun dan mainan merupakan barang ekspor. Namun, saat ini, minyak bumi dan besi merupakan barang-barang impor yang utama, sedangkan barang ekspor yang utama adalah kapal laut, kendaraan bermotor, televisi, radio dan sebagainya. Barang-barang produksi presisi seperti kamera dan jam mempunyai reputasi yang baik karena orang Jepang terkenal akan keterampilan jari-jari tangannya sehingga mahir dalam pekerjaan-pekerjaan yang memerlukan ketelitian dan kehalusan.



3 November 2013

Masalah Budaya di Indonesia

       Sebagai negara dengan suku-suku yang beragam, Indonesia memiliki kebudayaan yang beragam di setiap daerahnya. Kebudayaan-kebudayaan tersebut selain menimbulkan kekayaan yang cantik, juga memiliki permasalahan masing-masing. Mulai dari perebutan hak paten kebudayaan sampai lunturnya nilai-nilai kebudayaan tersebut. Masalah budaya Indonesia tersebut bila tidak segera ditangani maka akan berakibat pada punahnya budaya Indonesia sehingga dikhawatirkan akan terjadi krisis budaya di jaman anak cucu kita kelak.      
      Lantas, bagaimana cara menyelesaikan masalah tersebut? Tentunya kita harus tahu terlebih dahulu penyebab permasalahan tersebut. Berdasarkan link yang saya baca –dan menginspirasi saya untuk membahas topik ini- ada lima hal yang menjadi penyebab permasalahan budaya di Indonesia. Kelima hal itu adalah.. 
1.    Kurangnya Regenerasi
Budaya adalah sesuatu yang diwariskan turun temurun. Jadi upaya pelestariannya membutuhkan regenerasi yang berkelanjutan. Sayangnya, hanya sedikit generasi muda kita yang mau mempelajari dan mengenal kebudayaan bangsa sendiri.
 
2.    Kurangnya Rasa Memiliki
Perasaan memiliki akan membuat kita menjaga apa yang kita miliki dan menghargainya. Sayangnya, perasaan memiliki bangsa Indonesia hanya timbul ketika ada bangsa lain yang berupaya mematenkan kebudayaan kita. Kemana saja kita sebelumnya? Bila bangsa lain bisa mematenkan kebudayaannya, mengapa kita harus menunggu kebudayaan kita direbut dulu baru mematenkannya? Kurangnya rasa memiliki membuat kita menyepelekan budaya yang telah kita miliki
 
3.    Kurangnya Penghargaan dari Pemerintah
Di negara-negara maju, misalnya Jepang dan Korea, kebudayaan sangat diperhatikan. Hal ini dapat kita lihat dari film, manga, dan anime yang banyak ditayangkan di layar kaca. Beragam festival dan perayaan-perayaan diadakan untuk mempertahankan kebudayaan negara mereka. Bahkan rumah tradisional mereka pun banyak ditampilkan dalam film-film mereka yang di’ekspor’ demi menonjolkan kebudayaan negara mereka. Lalu, bagaimana dengan kita? Harus diakui bahwa pemerintah kita kurang memperhatikan budaya Indonesia. Hal ini terlihat dari minimnya anggaran yang disediakan pemerintah untuk program-program budaya Indonesia
 
4.    Konsep Pelestarian Budaya yang Kurang Tepat
Melestarikan budaya tidak berarti hanya melakukan sesuatu demi tetap adanya budaya tersebut, tetapi lebih dari itu. Perlu adanya pengembangan-pengembangan kebudayaan tanpa menghilangkan inti dari budaya itu sendiri. Misalnya demi melestarikan makanan tradisional Roti Buaya, dibuatlah inovasi dengan mengisi roti buaya tersebut dengan berbagai rasa, ukuran atau dijadikan oleh-oleh
 
5.    Masyarakat yang terlalu mudah menyerap budaya luar
Sikap masyarakat yang terlalu mudah ikut-ikutan dengan budaya luar dan menganggap sepele kebudayaan sendiri menimbulkan kurangnya rasa memiliki dan lunturnya nilai-nilai kebudayaan bangsa. Hal ini disebabkan adanya anggapan bahwa hal yang keren adalah hal-hal yang berasal dari luar negeri sehingga budaya luar dengan mudah menggeser nilai kebudayaan domestik 
 
      Demikian, kesimpulan saya permasalahan budaya bangsa Indonesia disebabkan oleh sikap bangsa kita yang kurang menghargai kebudayaan Indonesia bahkan cenderung menyepelekannya. Akibatnya, bangsa lain yang masih serumpun dan memiliki kebudayaan yang mirip dengan kita pun mulai mematenkan kebudayaan tersebut. Kejadian yang sempat menimbulkan kehebohan di dunia maya tersebut seharusnya menyadarkan kita untuk lebih menjaga apa yang telah kita warisi, bukan malah menginginkan warisan orang lain. Sekian, semoga postingan kali ini bermanfaat bagi pembaca. Terimakasih J