13 November 2014

Kurikulum 2013...


“Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi yang pernah digagas dalam Rintisan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004, tapi belum terselesaikan karena desakan untuk segera mengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006. Rumusannya berdasarkan pada sudut pandang yang berbeda dengan kurikulum berbasis materi, sehingga sangat dimungkinkan terjadi perbedaan persepsi tentang bagaimana kurikulum seharusnya dirancang. Perbedaan ini menyebabkan munculnya berbagai kritik dari yang terbiasa menggunakan kurikulum berbasis materi. Untuk itu ada baiknya memahami lebih dahulu terhadap konstruksi kompetensi dalam kurikulum sesuai koridor yang telah digariskan UU Sisdiknas, sebelum mengkritik.” (dikutip dari artikel berjudul Kurikulum 2013 oleh Mohammad Nuh diposting pada 3 Agustus 2013)
Kurikulum 2013 menimbulkan pro dan kontra dari berbagai kalangan. Kalangan yang kontra biasanya membahas tentang kesiapan tenaga pendidik dan sarana pembelajaran yang kurang memadai sehingga penerapan kurikulum ini terkesan terburu-buru. Sementara itu, kalangan yang pro biasanya menganggap kekurangsiapan ini akan teratasi seiring berjalannya waktu dan kesiapan tenaga pendidik untuk menyesuaikan materi ajar dengan kurikulum yang diterapkan. Terlepas dari masalah pro dan kontra tersebut, nyatanya kurikulum ini telah diterapkan di beberapa sekolah dan masih menimbulkan beberapa permasalahan. Permasalahan tersebut antara lain buku pelajaran yang sulit didapatkan, jam belajar yang terlalu lama dan penghapusan beberapa mata pelajaran.
Menurut saya, kurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum yang dibentuk untuk memperbaiki kegagalan yang telah dialami kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006. Kegagalan tersebut diperbaiki melalui beberapa cara, antara lain mengutamakan pelajaran yang lebih bersifat ‘mengindonesiakan’ peserta didik, seperti Sejarah, Bahasa Indonesia, dan Seni Budaya. Selain itu, usaha untuk menambah jam belajar siswa juga dapat memaksimalkan proses belajar yang selama ini dianggap kurang efektif. Mengenai kelemahan dari kurikulum ini, saya menganggap kelemahan tersebut hanyalah masalah kesiapan tenaga pendidik dan penyedia sarana pembelajaran yang dapat diatasi seiring berjalannya waktu. Saya berharap tim pendidik dapat lebih sering mengadakan diklat dan penyesuaian dengan kurikulum baru ini agar penerapan kurikulum ini dapat berjalan dengan baik dan tercapainya tujuan dari kurikulum 2013 ini.

Referensi : kemdikbud.go.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar