“Kurikulum 2013 adalah kurikulum
berbasis kompetensi yang pernah digagas dalam Rintisan Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK) 2004, tapi belum terselesaikan karena desakan untuk segera
mengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006. Rumusannya
berdasarkan pada sudut pandang yang berbeda dengan kurikulum berbasis materi,
sehingga sangat dimungkinkan terjadi perbedaan persepsi tentang bagaimana
kurikulum seharusnya dirancang. Perbedaan ini menyebabkan munculnya berbagai
kritik dari yang terbiasa menggunakan kurikulum berbasis materi. Untuk itu ada
baiknya memahami lebih dahulu terhadap konstruksi kompetensi dalam kurikulum
sesuai koridor yang telah digariskan UU Sisdiknas, sebelum mengkritik.”
(dikutip dari artikel berjudul Kurikulum
2013 oleh Mohammad Nuh diposting pada 3 Agustus 2013)
Kurikulum 2013 menimbulkan pro dan
kontra dari berbagai kalangan. Kalangan yang kontra biasanya membahas tentang
kesiapan tenaga pendidik dan sarana pembelajaran yang kurang memadai sehingga
penerapan kurikulum ini terkesan terburu-buru. Sementara itu, kalangan yang pro
biasanya menganggap kekurangsiapan ini akan teratasi seiring berjalannya waktu
dan kesiapan tenaga pendidik untuk menyesuaikan materi ajar dengan kurikulum
yang diterapkan. Terlepas dari masalah pro dan kontra tersebut, nyatanya
kurikulum ini telah diterapkan di beberapa sekolah dan masih menimbulkan
beberapa permasalahan. Permasalahan tersebut antara lain buku pelajaran yang
sulit didapatkan, jam belajar yang terlalu lama dan penghapusan beberapa mata
pelajaran.
Menurut saya, kurikulum 2013 merupakan
sebuah kurikulum yang dibentuk untuk memperbaiki kegagalan yang telah dialami
kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006. Kegagalan tersebut diperbaiki melalui
beberapa cara, antara lain mengutamakan pelajaran yang lebih bersifat ‘mengindonesiakan’
peserta didik, seperti Sejarah, Bahasa Indonesia, dan Seni Budaya. Selain itu,
usaha untuk menambah jam belajar siswa juga dapat memaksimalkan proses belajar
yang selama ini dianggap kurang efektif. Mengenai kelemahan dari kurikulum ini,
saya menganggap kelemahan tersebut hanyalah masalah kesiapan tenaga pendidik
dan penyedia sarana pembelajaran yang dapat diatasi seiring berjalannya waktu.
Saya berharap tim pendidik dapat lebih sering mengadakan diklat dan penyesuaian
dengan kurikulum baru ini agar penerapan kurikulum ini dapat berjalan dengan
baik dan tercapainya tujuan dari kurikulum 2013 ini.
Referensi : kemdikbud.go.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar