30 Desember 2013

tari saman

Asal usul tari saman – Tari Saman adalah sebuah kesenian tari dari suku Gayo (Gayo Lues) yang ada di daerah Aceh, Tari saman biasa ditampilkan pada perayaan peristiwa-peristiwa penting dalam adat. Syair dalam tarian Saman mempergunakan bahasa Arab dan bahasa Gayo. Selain itu biasanya tarian ini juga ditampilkan untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Dari Asal usul tari saman, dan dalam beberapa literatur menyebutkan tari Saman di Aceh didirikan dan dikembangkan oleh Syekh Saman, seorang ulama yang berasal dari Gayo di Aceh Tenggara. Tari Saman ditetapkan UNESCO sebagai Daftar Representatif Budaya Takbenda Warisan Manusia.

SEJARAH TARI SAMAN ( ACEH )

Mengapa tarian ini dinamakan tari Saman? Tarian ini di namakan Saman karena diciptakan oleh seorang Ulama Gayo bernama Syekh Saman pada sekitar abad XIV Masehi, dari dataran tinggi Gayo. Awalnya, tarian ini hanyalah berupa permainan rakyat yang dinamakan Pok Ane. Namun, kemudian ditambahkan iringan syair-syair yang berisi puji-pujian kepada Allah SWT, serta diiringi pula oleh kombinasi tepukan-tepukan para penari. Saat itu, tari saman menjadi salah satu media dakwah.

Selain posisi duduk dan gerak badan, gerak tangan sangat dominan dalam tari saman. Karena dia berfungsi sebagai gerak sekaligus musik. Ada yang disebut cerkop yaitu kedua tangan berhimpit dan searah. Ada juga cilok, yaitu gerak ujung jari telunjuk seakan mengambil sesuatu benda ringan seperti garam. Dan tepok yang dilakukan dalam berbagai posisi (horizontal / bolak-balik / seperti baling-baling). Gerakan kepala seperti mengangguk dalam tempo lamban sampai cepat (anguk) dan kepala berputar seperti baling-baling (girek) juga merupakan ragam gerak saman. Kesenyawaan semua unsur inilah yang menambah keindahan dan keharmonisan dalam gerak tari saman.

Karena tari saman di mainkan tanpa alat musik, maka sebagai pengiringnya di gunakan tangan dan badan. Ada beberapa cara untuk mendapatkan bunyi-bunyian tersebut:
1.            Tepukan kedua belah tangan. Ini biasanya bertempo sedang sampai cepat
2.            Pukulan kedua telapak tangan ke dada. Biasanya bertempo cepat
3.            Tepukan sebelah telapak tangan ke dada. Umunya bertempo sedang
4.            Gesekan ibu jari dengan jari tengah tangan (kertip). Umunya bertempo sedang.

Dan nyanyian para penari menambah kedinamisan dari tarian saman. Dimana cara menyanyikan lagu-lagu dalam tari saman dibagi dalam 5 macam :
1              Rengum, yaitu auman yang diawali oleh pengangkat.
2              Dering, yaitu regnum yang segera diikuti oleh semua penari.
3              Redet, yaitu lagu singkat dengan suara pendek yang dinyanyikan oleh seorang penari
          pada bagian tengah tari.
4              Syek, yaitu lagu yang dinyanyikan oleh seorang penari dengan suara panjang tinggi
          melengking, biasanya sebagai tanda perubahan gerak
5              Saur, yaitu lagu yang diulang bersama oleh seluruh penari setelah dinyanyikan oleh penari
          solo.

Dalam setiap pertunjukan semuanya itu di sinergikan sehingga mengahasilkan suatu gerak tarian yang mengagumkan. Jadi kekuatan tari Saman tidak hanya terletak pada syairnya saja namun gerak yang kompak menjadi nilai lebih dalam tarian. Ini boleh terwujud dari kepatuhan para penarinya dalam memainkan perannya masing-masing. Itulah sekelumit tentang fungsi formasi, jenis gerak, asal musik pengiring serta nyanyian dalam pertunjukan tari Saman. Semoga bermanfaat bagi anda dalam memahami tarian Saman.

Dalam penampilan yang biasa saja (bukan pertandingan) dimana adanya keterbatasan waktu, Saman bisa saja dimainkan oleh 10 - 12 penari, akan tetapi keutuhan Saman setidaknya didukung 15 - 17 penari. Yang mempunyai fungsi sebagai berikut :

* Nomor 9 disebut Pengangkat
Pengangkat adalah tokoh utama (sejenis syekh dalam seudati) titik sentral dalam Saman, yang menentukan gerak tari, level tari, syair-syair yang dikumandangkan maupun syair-syair sebagai balasan terhadap serangan lawan main (Saman Jalu / pertandingan)

* Nomor 8 dan 10 disebut Pengapit
Pengapit adalah tokoh pembantu pengangkat baik gerak tari maupun nyanyian/ vokal

* Nomor 2-7 dan 11-16 disebut Penyepit
Penyepit adalah penari biasa yang mendukung tari atau gerak tari yang diarahkan pengangkat. Selain sebagai penari juga berperan menyepit (menghimpit). Sehingga kerapatan antara penari terjaga, sehingga penari menyatu tanpa antara dalam posisi banjar/ bershaf (horizontal) untuk keutuhan dan keserempakan gerak.

* Nomor 1 dan 17 disebut Penupang
Penupang adalah penari yang paling ujung kanan-kiri dari barisan penari yang duduk berbanjar. Penupang selain berperan sebagai bagian dari pendukung tari juga berperan menupang / menahan keutuhan posisi tari agar tetap rapat dan lurus. Sehingga penupang disebut penamat kerpe jejerun (pemegang rumput jejerun). Seakan-akan bertahan memperkokoh kedudukan dengan memgang rumput jejerun (jejerun sejenis rumput yang akarnya kuat dan terhujam dalam, sukar di cabut.

Sejalan kondisi Aceh dalam peperangan maka syekh menambahkan syair-syair yang manambah semangat juang rakyat Aceh. Tari ini terus berkembang sesuai kebutuhannya. Sampai sekarang tari ini lebih sering di tampilkan dalam perayaan-perayaan keagamaan dan kenegaraan. Tarian ini pada awalnya kurang mendapat perhatian karena keterbatasan komunikasi dan informasi dari dunia luar. Tari ini mulai mengguncang panggung saat penampilannya pada Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) II dan peresmian pembukaan Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Gemuruh Saman di TMII menggemparkan tidak hanya nusantara namun sampai ke manca negara. Saya sebagai anak negeri ini berharap semoga tari Saman bisa terus menggema.




3 Desember 2013

Tata Tulis dan Komunikasi Ilmiah : Peranan dan Fungsi Bahasa Indonesia dalam Ragam Tulis Akademik

Menurut Sumiati Budiman (1987 : 1), fungsi bahasa dapat dibedakan berdasarkan tujuan, yaitu :
1. Fungsi Praktis,
yaitu bahasa digunakan sebagai komunikasi dan interaksi antar anggota masyarakat dalam pergaulan hidup sehari- hari
2. Fungsi Kultural,
yaitu bahasa digunakan sebagai alat menyimpan, menyebarkan dan mengembangkan kebudayaan.
3. Fungsi Artistik,
yaitu bahasa digunakan untuk menyampaikan rasa estetis (keindahan) manusia melalui seni sastra.
4. Fungsi Edukatif,
yaitu bahasa digunakan untuk menyampaikan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
5. Fungsi Politis,
yaitu bahasa digunakan sebagai alat untuk memusatkan bangsa dan menyelenggarakan administrasi pemerintahan.

Sedangkan, peranan bahasa Indonesia, yaitu
1. Bahasa sebagai alat komunikasi
Melalui bahasa, manusia dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya, terutama sesama manusia sebagai makhluk sosial. Bahasa sebagai alat komunikasi berpotensi untuk dijadikan sarana untuk mencapai keberhasilan dan kesuksesan. Dengan penggunaan bahasa yang baik dan tepat, lawan komunikasi akan memberikan respons yang baik, sehingga informasi yang akan diberikan dapat tersampaikan.
2. Bahasa sebagai sarana mengekspresikan diri
Hampir sama dengan alat komunikasi, bahasa juga berperan sebagai sarana mengekspresikan diri, yaitu segala yang ada di dalam diri seseorang. Bahasa dapat digunakan untuk mengungkapkan perasaan, pikiran, gagasan, dan identitas.
3. Bahasa sebagai sarana berpikir
Tanpa kita sadari, bahasa juga mempengaruhi kerangka berpikir kita. Seseorang yang memiliki tata bahasa yang baik, biasanya memilki kerangka berpikir yang lebih maju dibandingkan dengan orang yang tata bahasanya kurang baik. Hal ini disebabkan dalam proses berpikir pun diperlukan bahasa untuk mengungkapkan hal yang dipikirkan.

Dalam ragam tulis akademik, bahasa memiliki peranan dan fungsi yang sangat penting. Seperti yang telah disebutkan di atas, bahasa berperan sebagai alat komunikasi, sarana mengekspresikan diri dan sarana berpikir. Peranan tersebut merupakan peranan bahasa, baik secara umum maupun dalam ragam tulis akademik. Misalnya, seorang mahasiswa membuat sebuah tulisan berupa makalah. Ia tentunya memerlukan tata bahasa yang baik, baik untuk kerangka berpikirnya sendiri maupun untuk mengungkapkan gagasan dan ide yang akan ia paparkan (sarana ekspresi diri). Bahasa yang baik dan benar juga akan membuat gagasannya dapat ditangkap dan dimengerti oleh orang lain (sarana komunikasi). Sedangkan fungsi yang terdapat di dalamnya adalah fungsi praktis, yaitu sebagai alat komunikasi, dan fungsi edukatif, yaitu sebagai sarana pendidik untuk mendidik orang lain.

Sumber : 1 2

2 Desember 2013

Tata Tulis dan Komunikasi Ilmiah : Karya Tulis Ilmiah, Semi-ilmiah dan Non-ilmiah

Karya tulis merupakan media komunikasi dalam bentuk tulisan. Berdasarkan isinya, karya tulis terbagi tiga, yaitu karya tulis ilmiah, semi-ilmiah dan non-ilmiah. Karya Tulis Ilmiah merupakan karya tulis yang memiliki aturan yang baku dan terstruktur rapi, sedangkan semi-ilmiah dan non-ilmiah tidak memiliki struktur yang baku. Berikut adalah perbedaan di antara ketiganya.


1. Karya Ilmiah
    Menurut Brotowidjoyo, karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Karya ilmiah dapat juga berarti tulisan yang didasari menrut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenaran/ keilmiahannya (Susilo, M. Eko, 1995:11). Dalam karya ilmiah terdapat 4 aspek yang menjadi karakteristik utamanya, yaitu :
- Struktur Sajian
    Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), inti (pokok pembahasan) dan bagian penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan. Bagian penutup merupakan simpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut.
- Komponen dan Substansi
    Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung
dimana artikel ilmiah yang dibuat mengandung abstrak.
- Sikap Penulis
   Sifat Obejektif yang disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif tanpa menggunakan kata ganti orang pertama dan kedua.
- penggunaan bahasa
   bahasa baku yang tercemin dari pilihan kata/istilah, kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.

Macam-macam karangan ilmiah
1. Laporan Penelitian
2. Skripsi
3. Tesis
4. Disertasi
5. Surat Pembaca
6. Laporan Kasus

2. Karangan Semi Ilmiah
    Karangan semi Ilmiah adalah karangan ilmu pengatahun yang menyajikan fakta umum dan menurut metodologi panulisan yang baik dan benar, ditulis dengan bahasa konkret, gaya bahasanya formal, kata-katanya tekhnis dan didukung dengan fakta umum yang dapat dibuktikan benar atau tidaknya atau sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannya pun tidak semi-formal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering dimasukkan karangan non-ilmiah. 
     Maksud dari karangan non-ilmiah tersebut ialah karena jenis semi ilmiah memang masih banyak digunakan misal dalam komik, anekdot, dongeng, hikayat, novel, roman dan cerpen.

Ciri-ciri karangan semi ilmiah atau ilmiah popular, yaitu :
  • ·         Ditulis berdasarkan fakta pribadi;
  • ·         Fakta yang disimpulkan subjektif;
  • ·         Gaya bahasa formal dan popular;
  • ·         Mementingkan diri penulis;
  • ·         Melebih-lebihkan sesuatu;
  • ·         Usulan-usulan bersifat argumentative; dan Bersifat persuasive.

      Jenis karangan semi ilmiah yaitu : 

  • artikel,
  • editorial,
  • opini, 
  • tips, 
  • reportase, 
  • resensi buku. 


     Resensi buku adalah bentuk konbinasi antara uraian, ringkasan, dan kritik objektif terhadap sebuah buku.




3. Karangan Non Ilmiah

    Karya non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal).

Ciri-ciri Karya Tulis Non-Ilmiah:

  • ·         Ditulis berdasarkan fakta pribadi.
  • ·         Fakta yang disimpulkan subyektif.
  • ·         Gaya bahasa konotatif dan populer.
  • ·         Tidak memuat hipotesis.
  • ·         Penyajian dibarengi dengan sejarah.
  • ·         Bersifat imajinatif.
  • ·         Situasi didramatisir.
  • ·         Bersifat persuasif.
  • ·         Tanpa dukungan bukti.

Jenis-jenis yang termasuk karya non-ilmiah adalah : 

  • dongeng, 
  • cerpen, 
  • novel, 
  • drama, 
  • roman.
Contoh karya tulis :

Cinderella

Di sebuah kerajaan, ada seorang anak perempuan yang cantik dan baik hati. Ia tinggal bersama ibu dan kedua kakak tirinya, karena orangtuanya sudah meninggal dunia. Di rumah tersebut ia selalu disuruh mengerjakan seluruh perkerjaan rumah. Ia selalu dibentak dan hanya diberi makan satu kali sehari oleh ibu tirinya. Kakak-kakaknya yang jahat memanggilnya "Cinderela". Cinderela artinya gadis yang kotor dan penuh dengan debu. "Nama yang cocok buatmu !" kata mereka.
Setelah beberapa lama, pada suatu hari datang pengawal kerajaan yang menyebarkan surat undangan pesta dari Istana. "Asyik… kita akan pergi dan berdandan secantik-cantiknya. Kalau aku jadi putri raja, ibu pasti akan gembira", kata mereka. Hari yang dinanti tiba, kedua kakak tiri Cinderela mulai berdandan dengan gembira. Cinderela sangat sedih sebab ia tidak diperbolehkan ikut oleh kedua kakaknya ke pesta di Istana. "Baju pun kau tak punya, apa mau pergi ke pesta dengan baju sepert itu?", kata kakak Cinderela.
 Setelah semua berangkat ke pesta, Cinderela kembali ke kamarnya. Ia menangis sekeras-kerasnya karena hatinya sangat kesal. "Aku tidak bisa pergi ke istana dengan baju kotor seperti ini, tapi aku ingin pergi.." Tidak berapa lama terdengar sebuah suara. "Cinderela, berhentilah menangis." Ketika Cinderela berbalik, ia melihat seorang peri. Peri tersenyum dengan ramah. "Cinderela bawalah empat ekor tikus dan dua ekor kadal." Setelah semuanya dikumpulkan Cinderela, peri membawa tikus dan kadal tersebut ke kebun labu di halaman belakang. "Sim salabim!" sambil menebar sihirnya, terjadilah suatu keajaiban. Tikus-tikus berubah menjadi empat ekor kuda, serta kadal-kadal berubah menjadi dua orang sais. Yang terakhir, Cinderela berubah menjadi Putri yang cantik, dengan memakai gaun yang sangat indah.
Karena gembiranya, Cinderela mulai menari berputar-putar dengan sepatu kacanya seperti kupu-kupu. Peri berkata,"Cinderela, pengaruh sihir ini akan lenyap setelah lonceng pukul dua belas malam berhenti. Karena itu, pulanglah sebelum lewat tengah malam. "Ya Nek. Terimakasih," jawab Cinderela. Kereta kuda emas segera berangkat membawa Cinderela menuju istana. Setelah tiba di istana, ia langsung masuk ke aula istana. Begitu masuk, pandangan semua yang hadir tertuju pada Cinderela. Mereka sangat kagum dengan kecantikan Cinderela. "Cantiknya putri itu! Putri dari negara mana ya ?" Tanya mereka. Akhirnya sang Pangeran datang menghampiri Cinderela. "Putri yang cantik, maukah Anda menari dengan saya ?" katanya. "Ya…," kata Cinderela sambil mengulurkan tangannya sambil tersenyum. Mereka menari berdua dalam irama yang pelan. Ibu dan kedua kakak Cinderela yang berada di situ tidak menyangka kalau putrid yang cantik itu adalah Cinderela.
 Pangeran terus berdansa dengan Cinderela. "Orang seperti andalah yang saya idamkan selama ini," kata sang Pangeran. Karena bahagianya, Cinderela lupa akan waktu. Jam mulai berdentang 12 kali. "Maaf Pangeran saya harus segera pulang..,". Cinderela menarik tangannya dari genggaman pangeran dan segera berlari ke luar Istana. Di tengah jalan, sepatunya terlepas sebelah, tapi Cinderela tidak memperdulikannya, ia terus berlari. Pangeran mengejar Cinderela, tetapi ia kehilangan jejak Cinderela. Di tengah anak tangga, ada sebuah sepatu kaca kepunyaan Cinderela. Pangeran mengambil sepatu itu. "Aku akan mencarimu," katanya bertekad  dalam hati. Meskipun Cinderela kembali menjadi gadis yang penuh debu, ia amat bahagia karena bisa pergi pesta.
Esok harinya, para pengawal yang dikirim Pangeran datang ke rumah-rumah yang ada anak gadisnya di seluruh pelosok negeri untuk mencocokkan sepatu kaca dengan kaki mereka, tetapi tidak ada yang cocok. Sampai akhirnya para pengawal tiba di rumah Cinderela. "Kami mencari gadis yang kakinya cocok dengan sepatu kaca ini," kata para pengawal. Kedua kakak Cinderela mencoba sepatu tersebut, tapi kaki mereka terlalu besar. Mereka tetap memaksa kakinya dimasukkan ke sepatu kaca sampai lecet. Pada saat itu, pengawal melihat Cinderela. "Hai kamu, cobalah sepatu ini," katanya. Ibu tiri Cinderela menjadi marah," tidak akan cocok dengan anak ini!". Kemudian Cinderela menjulurkan kakinya. Ternyata sepatu tersebut sangat cocok. "Ah! Andalah Putri itu," seru pengawal gembira. "Cinderela, selamat..," Cinderela menoleh ke belakang, peri sudah berdiri di belakangnya. "Mulai sekarang hiduplah berbahagia dengan Pangeran. Sim salabim!.," katanya.
 Begitu peri membaca mantranya, Cinderela berubah menjadi seorang Putri yang memakai gaun pengantin. "Pengaruh sihir ini tidak akan hilang walau jam berdentang dua belas kali", kata sang peri. Cinderela diantar oleh tikus-tikus dan burung yang selama ini menjadi temannya. Sesampainya di Istana, Pangeran menyambutnya sambil tersenyum bahagia. Akhirnya Cinderela menikah dengan Pangeran dan hidup berbahagia.



Identifikasi :

Karya tulis di atas termasuk ke dalam jenis karya tulis non ilmiah. Hal ini dibuktikan dengan adanya banyak fakta- fakta subjektif dalam cerita, cerita yang bersifat khayalan, dan suasana yang didramatisir. Gaya bahasa yang digunakan juga merupakan gaya bahasa populer yang sehari- hari kita gunakan sehingga mempermudah penggambaran suasana. Jadi, dongeng merupakan karya tulis non ilmiah.

Referensi :
http://mane3x.wordpress.com/2013/04/05/macam-macam-karangan-ilmiah-semi-ilmiah-dan-non-ilmiah/
http://ihsansasana.blogspot.com/

Tawuran Antarpelajar


Sebenarnya saya sendiri tidak mau menyebutnya sebagai budaya karena saya mengganggap hal ini bukan sesuatu yang harus dibanggakan dan terus dilestarikan. Namun, bila dilihat dari sisi pewarisannya secara turun temurun setiap tahun, harus diakui bahwa memang sepertinya hal ini sudah dianggap budaya di kalangan pelajar.

Lalu, apa itu tawuran? Saya rasa kita semua sudah sering mendengarnya. Menurut Wikipedia, tawuran adalah perkelahian atau tindak kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok atau suatu rumpun masyarakat yang menjurus ke arah tindakan bentrok. Lalu, apa sih penyebab tawuran itu?
Menurut salah satu kompasianer, tawuran disebabkan beberapa faktor, yaitu
1.     Faktor internal
Remaja yang terlibat perkelahian biasanya kurang mampu melakukan adaptasi pada situasi lingkungan yang kompleks. Kompleks di sini berarti adanya keanekaragaman pandangan, budaya, tingkat ekonomi, dan semua rangsang dari lingkungan yang makin lama makin beragam dan banyak. Situasi ini biasanya menimbulkan tekanan pada setiap orang. Tapi pada remaja yang terlibat perkelahian, mereka kurang mampu untuk mengatasi, apalagi memanfaatkan situasi itu untuk pengembangan dirinya. Mereka biasanya mudah putus asa, cepat melarikan diri dari masalah, menyalahkan orang / pihak lain pada setiap masalahnya, dan memilih menggunakan cara tersingkat untuk memecahkan masalah. Pada remaja yang sering berkelahi, ditemukan bahwa mereka mengalami konflik batin, mudah frustrasi, memiliki emosi yang labil, tidak peka terhadap perasaan orang lain, dan memiliki perasaan rendah diri yang kuat. Mereka biasanya sangat membutuhkan pengakuan.

2.    Faktor keluarga.
Rumah tangga yang dipenuhi kekerasan (kurang harmonis) jelas berdampak pada anak. Ketika meningkat remaja, belajar bahwa kekerasan adalah bagian dari dirinya, sehingga adalah hal yang wajar kalau ia melakukan kekerasan pula. Sebaliknya, orang tua yang terlalu melindungi anaknya, ketika remaja akan tumbuh sebagai individu yang tidak mandiri dan tidak berani mengembangkan identitasnya yang unik. Begitu bergabung dengan teman-temannya, ia akan menyerahkan dirnya secara total terhadap kelompoknya sebagai bagian dari identitas yang dibangunnya.

3.    Faktor sekolah.
Sekolah pertama-tama bukan dipandang sebagai lembaga yang harus mendidik siswanya menjadi sesuatu. Tetapi sekolah terlebih dahulu harus dinilai dari kualitas pengajarannya. Karena itu, lingkungan sekolah yang tidak merangsang siswanya untuk belajar akan menyebabkan siswa lebih senang melakukan kegiatan di luar sekolah bersama teman-temannya. Baru setelah itu masalah pendidikan, di mana guru jelas memainkan peranan paling penting. Sayangnya guru lebih berperan sebagai penghukum dan pelaksana aturan, serta sebagai tokoh otoriter yang sebenarnya juga menggunakan cara kekerasan (walau dalam bentuk berbeda) dalam “mendidik” siswanya.

4.    Faktor lingkungan
Lingkungan sangat berpengaruh terhadap moral remaja. Masa remaja merupakan masa mencari jati diri atau masa pembentukan karakter. Jika lingkungan sekitarnya merupakan lingkungan yang baik, seorang remaja akan mempunyai karakter yang baik. Tapi sebaliknya, jika lingkungan dimana remaja tersebut tinggal atau bermain sangatlah buruk maka remaja tersebut akan memiliki moral yang buruk, memiliki karakter-karakter yang tercela di lingkungan seperti ini lah karakter-karakter preman tersebut tumbuh sehingga remaja-remaja tersebut pun cenderung kasar dan susah untuk diatur.

Lantas, bagaimana cara menyelesaikan permasalahan ini? Dari faktor yang telah disebutkan di atas, tentunya dapat kita bayangkan bahwa masalah ini bukanlah sebuah masalah yang dapat diselesaikan dengan mudah. Penyelesaiannya membutuhkan proses berkelanjutan, kesadaran dan kerjasama antara semua pihak, baik dari siswa sebagai pelaku tawuran maupun orangtua dan sekolah sebagai pendidik. Mengutip dari sebuah website homeschooling, ada beberapa cara yang efektif untuk mencegah terjadinya tawuran, antara lain dengan memfasilitasi siswa dengan kegiatan positif, menumbuhkan sikap optimis dan kepercayaan dalam diri para siswa serta menanamkan nilai-nilai agama dan moral yang membentengi para siswa dari tindakan anarkis seperti tawuran.


Referensi :
http://id.wikipedia.org/wiki/Tawuran
http://www.fikarhomeschooling.net/index.php/86-news/123-penyebab-terjadinya-tawuran-antar-pelajar
http://sosbud.kompasiana.com/2013/06/09/budaya-tawuran-yang-turun-temurun-567229.html

Tata Tulis dan Komunikasi Ilmiah : Laporan Ilmiah

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR






NAMA                                      : FELICIA
NPM / KELAS                          : 33413394 / 1 ID 07
NO. PERC / JUDUL PERC       : K2 / KONSTANTA JOULE
TGL. PRAKTIKUM                  : 22 NOVEMBER 2013
HARI / KELOMPOK                : SELASA / 11D
KAWAN KERJA                      : DENDY S dan DOFFIKAR B
ASISTEN                                  : IMRON







UNIVERSITAS GUNADARMA

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

I. Tujuan Percobaan
   Menentukan besarnya konstanta Joule

II. Peralatan
  1. Kalorimeter listrik
  2. Amperemeter
  3. Voltmeter
  4. Catu daya DC
  5. Hambatan geser
  6. Termometer
  7. Stopwatch

III. Teori 
  Bila kumparan pemanas suatu kalorimeter dialiri arus listrik, maka panas yang dihasilkannya akan diterima air, termometer dan tabung itu sendiri. Tara kalor listrik didefinisikan sebagai pembanding antara energi listrik yang digunakan dengan panas yang ditimbulkan.

dengan :
Na : Nilai Air Kalorimeter                                  
Ma : Massa air dalam kalorimeter
V   : tegangan listrik (Volt)                                    
I     : Arus listrik (Ampere)
t     : waktu (detik)                                                
T    : Suhu dalam Celcius
Ca : kalor jenis air

IV. Cara Kerja
 A. Mencari Nilai Air Kalorimeter
    1. Menimbang kalorimeter dan pengaduknya (Mk)
    2. Mengisi dengan air kira-kira 1/4 bagian, lalu menimbang lagi (Mk+a)
    3. Mencatat temperatur kalorimeter (Ta)
    4. Mendidihkan air dalam beaker glass, mencatat temperatur air (Tap)
    5. Menambahkan air mendidih ke dalam kalorimeter sampai mencapai 3/4 bagian.
    6. Mengaduk-aduk dan memperhatikan kenaikan temperaturnya. Mencatat temperatur pada saat keadaan setimbang (Ts)
    7. Menimbang kembali seluruhnya (Mtotal)

 B. Mencari Konstanta Joule
    1. Menimbang kalorimeter kosong
    2. Memasukkan air kira-kira 1/8 bagian dan ditimbang lagi
    3. Menyusun rangkaian seperti pada gambar 1
    4. Menentukan kuat arus, jaga agar tetap stabil dengan tahanan (hambatan) geser
    5. Mencatat temperatur awal air di dalam kalorimeter
    6. Mencatat kenaikan temperatur air setiap 4 menit untuk 10 kali pengamatan dan mencatat juga tegangannya
    7. Menanyakan pada asisten kebenaran dari rangkaian sebelum memulai percobaan


V. Data Hasil Pengamatan
Percobaan A : Menentukan Nilai Air Kalorimeter
   Mk      : 168.8 gr
   Mk+a  : 302.8 gr
   Ta        : 22 ⁰C

   Tp        : 90⁰C
   Ts        : 60 ⁰C
   Mtotal  : 506.2 gr

Percobaan B : Menentukan Konstanta Joule
   Mk+a   : 235 gr
    V         : 5 Volt
     I          : 2 Ampere


--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

VI. Pengolahan Hasil Pengamatan
1. Menentukan Nilai Air Kalorimeter
    Persamaan yang digunakan :
  dimana :
   Map = 203.4 gr
   Ma   = 134 gr
   Tap  = 90⁰C
    Ta       = 22⁰C
    Ts       = 60⁰C
    Ca      = 1 kal/gr
2. Menentukan Konstanta Joule
        Menurut teori


VI. Kesimpulan
  Berdasarkan percobaan ini dapat disimpulkan bahwa kenaikan suhu dalam rentang waktu yang sama dapat berbeda-beda. Hal ini dapat disebabkan beberapa faktor antara lain tinggi rendahnya suhu awal, jumlah massa, dan besarnya arus yang mengalir pada kawat penghantar

VII. Saran
Untuk praktikum ini saya menyarankan agar praktikan teliti dalam mengamati perubahan suhu yang terjadi dan dalam pengolahan angkanya. Hal ini dikarenakan perubahan suhu yang berlangsung dalam hitungan menit cukup melelahkan saat pengamatan dan biasanya membuat praktikan kurang teliti dalam mengambil data saat pengamatan

Tata Tulis dan Komunikasi Ilmiah : Contoh Daftar Riwayat Hidup

 Data Pribadi 

  Nama Lengkap             : Arganta Rania, SH. MH.
  Panggilan                      : Tata
  Jenis Kelamin                : Perempuan
  Status                            : Belum Menikah
  Kebangsaan                   : Indonesia
  Agama                           : Kristen Protestan
  No. HP                          : 08979298991
  E-mail                            : arganta_rania@gmail.com

Latar Belakang Pendidikan Formal

  •  2010 - 2012 : Program Pascasarjana (S2) Universitas Indonesia Raya, Program Studi Ilmu Hukum Program Kekhususan (PK) Hukum Internasional dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3.64. Masa studi 1 tahun 4 bulan
  • 2005 - 2009 : Program Sarjana (S1) Universitas Indonusa Pertiwi, Program Studi Ilmu Hukum dengan Indeks Prestasi Kumulatif 3.40. Masa studi 3tahun 10 bulan
  • 2001 - 2004 : SMU Negeri 10 Tangerang
  • 1998 - 2001 : SLTP Negeri 4 Purbolinggo
  • 1992 - 1998 : SD Negeri 86 Jakarta
Latar Belakang Pendidikan Informal
  • 2010 : Kursus Bahasa Jepang pada Pusat Pendidikan Modern College, Bogor
  • 2010 : Kursus Komputer pada Pusat Pendidikan Modern College, Bogor
  • 2009 : Kursus Inggris pada English Language School (ELS) Bandung
  • 2005 : Program 1 Tahun Bahasa Inggris, Komputer dan Internet Lembaga Pendidikan, Pengembangan Profesi Mandiri (LP3M), Bandung
  • 2002 : Kursus Bahasa Inggris di Lembaga Inggris Amerika (LIA), Tangerang pada tingkat Basic
  • 2001 : Kursus Bahasa Inggris di Lembaga Inggris Amerika (LIA) Tangerang pada tingkat SLTP
  • 2001 : Kursus Komputer pada Pusat Pendidikan Modern College Purbolinggo
Kemampuan Komputer dan Bahasa

    Komputer :  - Microsoft Office (Microsoft Word, Excel, Power Point)
                       - Internet
    Bahasa :  - Indonesia (Aktif)
                   - Inggris (Aktif)
                   - Jepang (Pasif)

Pengalaman Akademik

                                 Judul Tesis :
“Penerapan Prinsip Preferensi Bagi Negara Berkembang Dalam Perdagangan Bebas Pada Organisasi perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO) Dan Pemanfaatannya Oleh Indonesia
  Judul Skripsi :
The Role of Indonesia as a Member of ASEAN to Solve the Dispute in Thailand (Study Case: the dispute in the Southern Thailand)

Pengalaman Organisasi
       - Anggota Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) Fakultas Hukum Universitas Indonusa Pertiwi (2007-2008)
       - Anggota Badan Lembaga Advokasi Mahasiswa dan Pengkajian Kemasyarakatan Fakultas Hukum Universitas Indonusa Pertiwi (2007-2008)
       - Sekertaris Panitia Pemilihan Umum (PPU) Fakultas Hukum Universitas Indonusa Pertiwi (2007-2008)
       - Sekertaris Menteri Edukasi dan Kajian Ilmiah Ikatan Mahasiswa Ekstensi (IME) Fakultas Hukum Universitas Indonusa Pertiwi (2008-2009)
       - Anggota International Law Student Association (ILSA) Fakultas Hukum Universitas Indonusa Pertiwi (2008-2009)

Pengalaman Kepanitiaan 
       - Panitia Bimbingan Aktivitas Kampus dan Kegiatan Ilmiah (BAKTI) Fakultas Hukum Universitas Indonusa Pertiwi (2007-2008)
       - Panitia Bazaar Ramadhan Fakultas Hukum Universitas Indonusa Pertiwi (2007)

Seminar dan Pelatihan
     - Seminar Nasional Anti Korupsi (21 Mei 2008)
     - Pelatihan Kepengacaraan Jawa Barat (12 Mei 2007)

Pengalaman Kompetisi

                  The Indonesian National Rounds of 2009 Philip C. Jessup International Law Moot Court Competition (Jakarta, 6-8 Februari 2009)

Saya menjamin bahwa semua informasi dalam curriculum vitae ini dapat dipertanggungjawabkan.


Hormat Saya,      



Arganta Rania, SH. MH.