Asal usul tari saman – Tari
Saman adalah sebuah kesenian tari dari suku Gayo (Gayo Lues) yang ada di daerah
Aceh, Tari saman biasa ditampilkan pada perayaan peristiwa-peristiwa penting
dalam adat. Syair dalam tarian Saman mempergunakan bahasa Arab dan bahasa Gayo.
Selain itu biasanya tarian ini juga ditampilkan untuk merayakan kelahiran Nabi
Muhammad SAW. Dari Asal usul tari saman, dan dalam beberapa
literatur menyebutkan tari Saman di Aceh didirikan dan dikembangkan oleh Syekh
Saman, seorang ulama yang berasal dari Gayo di Aceh Tenggara. Tari Saman
ditetapkan UNESCO sebagai Daftar Representatif Budaya Takbenda Warisan Manusia.
SEJARAH TARI SAMAN ( ACEH )
Mengapa tarian ini dinamakan tari Saman?
Tarian ini di namakan Saman karena diciptakan oleh seorang Ulama Gayo bernama
Syekh Saman pada sekitar abad XIV Masehi, dari dataran tinggi Gayo. Awalnya,
tarian ini hanyalah berupa permainan rakyat yang dinamakan Pok Ane. Namun,
kemudian ditambahkan iringan syair-syair yang berisi puji-pujian kepada Allah
SWT, serta diiringi pula oleh kombinasi tepukan-tepukan para penari. Saat itu,
tari saman menjadi salah satu media dakwah.
Selain posisi duduk dan gerak badan, gerak
tangan sangat dominan dalam tari saman. Karena dia berfungsi sebagai gerak
sekaligus musik. Ada yang disebut cerkop yaitu kedua tangan berhimpit dan
searah. Ada juga cilok, yaitu gerak ujung jari telunjuk seakan mengambil
sesuatu benda ringan seperti garam. Dan tepok yang dilakukan dalam berbagai
posisi (horizontal / bolak-balik / seperti baling-baling). Gerakan kepala
seperti mengangguk dalam tempo lamban sampai cepat (anguk) dan kepala berputar
seperti baling-baling (girek) juga merupakan ragam gerak saman. Kesenyawaan
semua unsur inilah yang menambah keindahan dan keharmonisan dalam gerak tari
saman.
Karena tari saman di mainkan tanpa alat
musik, maka sebagai pengiringnya di gunakan tangan dan badan. Ada beberapa cara
untuk mendapatkan bunyi-bunyian tersebut:
1. Tepukan
kedua belah tangan. Ini biasanya bertempo sedang sampai cepat
2. Pukulan
kedua telapak tangan ke dada. Biasanya bertempo cepat
3. Tepukan
sebelah telapak tangan ke dada. Umunya bertempo sedang
4. Gesekan
ibu jari dengan jari tengah tangan (kertip). Umunya bertempo sedang.
Dan nyanyian para penari menambah kedinamisan
dari tarian saman. Dimana cara menyanyikan lagu-lagu dalam tari saman dibagi
dalam 5 macam :
1 Rengum,
yaitu auman yang diawali oleh pengangkat.
2 Dering,
yaitu regnum yang segera diikuti oleh semua penari.
3 Redet,
yaitu lagu singkat dengan suara pendek yang dinyanyikan oleh seorang penari
pada bagian tengah tari.
4 Syek,
yaitu lagu yang dinyanyikan oleh seorang penari dengan suara panjang tinggi
melengking, biasanya sebagai tanda perubahan gerak
5 Saur,
yaitu lagu yang diulang bersama oleh seluruh penari setelah dinyanyikan oleh
penari
solo.
Dalam setiap pertunjukan semuanya itu di
sinergikan sehingga mengahasilkan suatu gerak tarian yang mengagumkan. Jadi
kekuatan tari Saman tidak hanya terletak pada syairnya saja namun gerak yang
kompak menjadi nilai lebih dalam tarian. Ini boleh terwujud dari kepatuhan para
penarinya dalam memainkan perannya masing-masing. Itulah sekelumit tentang
fungsi formasi, jenis gerak, asal musik pengiring serta nyanyian dalam
pertunjukan tari Saman. Semoga bermanfaat bagi anda dalam memahami tarian
Saman.
Dalam penampilan yang biasa saja (bukan
pertandingan) dimana adanya keterbatasan waktu, Saman bisa saja dimainkan oleh
10 - 12 penari, akan tetapi keutuhan Saman setidaknya didukung 15 - 17 penari.
Yang mempunyai fungsi sebagai berikut :
* Nomor 9 disebut Pengangkat
Pengangkat adalah tokoh utama (sejenis syekh
dalam seudati) titik sentral dalam Saman, yang menentukan gerak tari, level
tari, syair-syair yang dikumandangkan maupun syair-syair sebagai balasan
terhadap serangan lawan main (Saman Jalu / pertandingan)
* Nomor 8 dan 10 disebut Pengapit
Pengapit adalah tokoh pembantu pengangkat
baik gerak tari maupun nyanyian/ vokal
* Nomor 2-7 dan 11-16 disebut Penyepit
Penyepit adalah penari biasa yang mendukung
tari atau gerak tari yang diarahkan pengangkat. Selain sebagai penari juga
berperan menyepit (menghimpit). Sehingga kerapatan antara penari terjaga,
sehingga penari menyatu tanpa antara dalam posisi banjar/ bershaf (horizontal)
untuk keutuhan dan keserempakan gerak.
* Nomor 1 dan 17 disebut Penupang
Penupang adalah penari yang paling ujung
kanan-kiri dari barisan penari yang duduk berbanjar. Penupang selain berperan
sebagai bagian dari pendukung tari juga berperan menupang / menahan keutuhan
posisi tari agar tetap rapat dan lurus. Sehingga penupang disebut penamat kerpe
jejerun (pemegang rumput jejerun). Seakan-akan bertahan memperkokoh kedudukan
dengan memgang rumput jejerun (jejerun sejenis rumput yang akarnya kuat dan
terhujam dalam, sukar di cabut.
Sejalan kondisi Aceh dalam peperangan maka
syekh menambahkan syair-syair yang manambah semangat juang rakyat Aceh. Tari
ini terus berkembang sesuai kebutuhannya. Sampai sekarang tari ini lebih sering
di tampilkan dalam perayaan-perayaan keagamaan dan kenegaraan. Tarian ini pada
awalnya kurang mendapat perhatian karena keterbatasan komunikasi dan informasi
dari dunia luar. Tari ini mulai mengguncang panggung saat penampilannya pada
Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) II dan peresmian pembukaan Taman Mini Indonesia
Indah (TMII). Gemuruh Saman di TMII menggemparkan tidak hanya nusantara namun
sampai ke manca negara. Saya sebagai anak negeri ini berharap semoga tari
Saman bisa terus menggema.